Sejarah Simbol Double Happiness ini bermula dari seorang filsuf dan sastrawan muda di China bernama Wang AnShi. Dikisahkan, pada suatu hari putri Ma Yuan Wai membuat kata-kata mutiara yang ditulis dengan kaligrafi sangat indah dan bermakna dalam serta memajangnya di sisi kiri dan kanan pintu istana. Orang berkerumun melihat kaligrafi tersebut dan termasuk Wang AnShi. Dia kemudian berkata: “Kaligrafi yang sangat indah dengan makna sangat dalam”. Kemudian ada orang tua yang mendekatinya dan menanyakan namanya, ingin mengundang Wang AnShi masuk ke istana. Namun Wang AnShi saat itu tidak bisa karena akan menempuh ujian Negara.
Singkat cerita Wang AnShi telah sampai di tempat ujian. Dia melihat kaligrafi di depan ruang ujian sangat indah dengan arti sangat mendalam, ternyata adalah jawaban dari kaligrafi di istana. Kemudian ia menyelesaikan ujiannya sangat cepat. Karena sedemikian cepatnya, pengawas ujian meneliti jawaban tersebut kala itu juga. Pengawas tersebut sangat kagum dengan kepintaran dan kecerdasan Wang AnShi. Lalu menyodorkan selembar kertas seraya bertanya: “Apakah bisa menuliskan kaligrafi Du Lian (kaligrafi yang di tempelkan pada sebelah kiri dan kanan pintu)?”.Wang AnShi dengan cepat menorehkan pena di atas kertas tersebut, yang dituliskan adalah persis seperti yang ada di pintu istana. Lagi-lagi sang pengawas dibuat kagum. Kemudian pengawas berkata: “Baiklah, saya akan lebih mendalami hasil ujian ini, sekarang silakan pulang dulu, nanti hasil ujiannya akan diberitahukan”. Ada kepuasan dan kekaguman dalam raut muka sang pengawas.
Sesampainya di rumah, Wang AnShi melihat tamu yang ternyata adalah orang tua yang menemuinya di istana. Mereka adalah utusan istana dan sedang membicarakan pernikahan putri Ma Yuan Wai dengan dirinya. Mulanya Wang AnShi ragu, merasa bukan orang yang pantas bagi putri Ma Yuan Wai. Tetapi seluruh anggota keluarga meyakinkan bahwa mereka akan menjadi pasangan yang akhli filsafat yang hebat. Akhirnya Wang AnShi setuju. Kemudian utusan istana menyodorkan selembar kertas agar menulis sesuatu untuk sang putri sebagai tanda. Wang AnShi tanpa sediktpun ragu membuat tulisan tangan atau kaligrafi yang sangat indah di atas kertas yang dibuat khusus dari daun Pacira (pohon uang). Yang dituliskannya adalah kaligrafi yang ada di depan ruang ujiannya barusan.
Tak lama, sampailah utusan kembali ke istana dan menyerahkan goresan tangan Wang AnShi kepada tuan putri. Putri Ma Yuan Wai kemudian membuka ikatan pita merah tulisan tersebut dengan harap-harap menemukan sesuatu di sana, yang sangat membuatnya penuh harapan akan cintanya terbalas dalam kata-kata. Walau mereka belum bertemu paras, tetapi keajaiban alam yang dipercayai sebagi warisan luhur, orang yang mempelajari filsafat tinggi tentulah orang-orang yang rupawan lahirnya. Setelah melihat goresan tangan Wang AnShi yang sangat indah bak lukisan, tertanda halus di atas kertas dari daun Pacira, seketika itu juga sang putri gagal fokus dan sangat gembira. Chi asmara tampak merona di paras ayunya, tidak tersembunyi sehingga seisi ruangan ikut merasa bahagia dan segera menentukan hari pernikahan.
Singkat kisah, mereka tengah melaksanakan pernikahan dengan sangat gembira. Mereka benar-benar pasangan serasi, tampan dan cantik anggun. Semua orang tampak gembira. Kemudian ada seseorang yang datang, yaitu utusan dari pengawas ujian yang berbicara lantang: “Tuan Wang, hasil ujian Negara nomor satu, yang terbaik tahun ini!!!”, semua orang yang mendengar sangat suka cita.
Sungguhlah hari itu adalah hari yang sangat membuat bahagia dan mendengar kelulusannya yang menjadi terbaik menambah satu lagi kebahagiaannya. Kemudian ia melirik kekasih hatinya dan mereka berdiri. Kemudian meminta kuas dan kain. Tak lama berselang Wang AnShi menuliskan kata “Shuang Xi” yang artinya “Kebahagiaan”. Kemudian sang tautan hati menulis kata yang sama di sebelahnya, sama indahnya dengan pujaan hatinya.
Sejak saat itulah mulai dikenal arti dari Kebahagiaan Ganda. Kemudian dalam dunia feng shui dipakai simbol Double Happiness. Yang dikenakan pada saat orang menikah, orang mencari jodoh. Sebagai suvenir orang menikah agar kebahagiaannya pasangan baru menikah bisa berlipat-lipat. Menggantungkannya di tempat tidur agar perkawinan bahagia. Bahkan orang yang sedang bahagia memajang di meja kerja agar kebahagiaannya berlipat ganda. Dipajang di rumah pada sektor Barat Daya agar penghuni rumah mendapat kebahagiaan. Barat Daya adalah sektor atau bagian rumah yang membawa kebahagiaan rumah tangga dan agar rumah berlimpah makanan.